Serunya Drakor hingga Molto Korean Strawberry

Sebagai pecinta tontonan mulai dari film, serial televisi, sinetron, sitkom hingga acara pencarian bakat, kadang saya suka terbawa emosi tontonan. Saya paham betul kalau semua acara yang tayang di televisi disetting sedemikian rupa agar bisa dinikmati dan menjadi hiburan. Namun, tetap saja saya masih terbawa….

Jujur, saya tidak terlalu addict dengan drama Korea. Tapi beberapa kali saya terbawa emosi alias baperan saat menyaksikan drama Korea. Salah satu drama Korea yang membuat saya baper berhari-hari dan tidak adalah terima dengan alur ceritanya adalah drakor Endless Love: Autumn in My Heart. Saya menonton drakor ini 12 tahun setelah rilis, saat itu ada salah satu stasiun televisi yang menayangkan ulang. Selepas pulang dari kantor, sembari beristirahat, saya menonton drakor ini setiap episode hingga selesai. Setelah itu, saya masih terbayang-bayang dengan Yoon Eun Suh (Song Hye Kyo) yang harus meninggal dan tentu saja meninggalkan cinta sejatinya Yoon Jun Suh ( Song Seung Hoon).

Setelah episode akhir selesai, saya baper bukan main hingga beberapa minggu setelah itu saya masih baper.

Drakor berikutnya yang akhirnya saya tonton dengan tuntas adalah Legend of the Blue Sea. Pemainnya adalah Lee Min Ho dan Jun Ji-hyun, drakor ini bercerita tentang puti duyung yang jatuh cinta pada manusia. Nonton drakor ini saya tersihir dengan alur cerita yang menarik dan fashion para pemainnya.  Kalau lihat Lee Min Ho atau Jun Ji-hyun berakting, pakaiannya bagus, rapi, bersih, lembut dan wangi.

Saat nonton sambil tersenyum sendiri karena kocaknya adegan, saya berpikir keras pakaian yang mereka kenakan tuh terlihat rapi, lembut dan wangi. Apa rahasianya? Pasti wadrobe yang dikenakan para pemain ini disiapkan dengan menggunakan pelembut pakaian dan pewangi pakaian pilihan.

Yah, walaupun secara fashion pakaian saya dengan mereka yang bermain di drakor tidak terlalu saya ikuti, setidaknya saya menggunakan pakaian yang rapi, lembut dan wangi tentunya. Mulailah saya cari rekomendasi pelembut pakaian dan rekomendasi pewangi pakaian yang Korea banget. Dan akhirnya saya menemukannya….

Molto Korean Strawberry

Molto Korean Strawberry merupakan varian baru dari produk Molto ini, memiliki wangi yang #wanginyabikinjatuhcinta. Terinspirasi dari segar dan wangi Korean Strawberry ada beberapa kelebihan dari varian Molto terbaru ini…..

1. Memberikan keharuman 7 Kali Lebih Wangi

Seru nggak ketika ada pelembut pakaian untuk keluarga sekaligus menjadi pewangi pakaian (bayi/anak/keluarga). Mantapnya lagi Molto Korean Strawberry ini memberikan keharuman 7 kali lebih wangi dibandingkan varian Molto lainnya. Jadi kalau jalan jalan atau bertemu dengan sahabat tidak perlu pakai parfum.

Saya punya sedikit cerita tentang wangi Molto. Pakaian yang saya pakai dari pagi, masih wangi saat sudah berkegiatan hingga siang hari. Aktivitas saya yang lebih banyak di outdoor nyatanya tidak membuat wangi Molto memudar. Ditambah lagi varian baru Molto Korean Strawberry yang wanginya berkali-kali lipat.

2. Anti 7 jenis bau: bau keringat, apek, polusi, bawang, bau amis, asap dan tentu saja bau badan.

Bau tidak sedap banyak jenisnya. Nah, menariknya Molto Korean Strawberry ini mampu mengusir 7 jenis bau. Ada bau keringat yang menjadi PR sebagian orang, lalu bau apek pakaian akibat penyimpanan yang tidak baik, bau polusi dari transportasi umum maupun pribadi, bau bawang saat memasak, bau amis, bau asap dan tentu saja bau badan yang khas di setiap individu.

3. Wangi segar dan romantis

Terinspirasi dari kesegaran dan wangi Korean Strawberry, Molto varian baru ini mampu memberikan wangi yang menyegarkan yang membuat suasana romantis terbangun.

4. Melembutkan pakaian

Selain memberikan keharuman tujuh kali lebih wangi. Salah satu kelebihan produk Molto adalah melembutkan pakaian. Molto Korean Strawberry ini mampu melembutkan pakaian dan menjadi pelembut pakaian terbaik.

Produk Molto Korean Strawberry ini dapat diperoleh di supermarket dan E-commerce seperti Tokopedia, Shopee dan JD.ID). Dengan harga jual IDR 16.900, kalian bisa merasakan atmosfer Korea dengan pewangi pakaian Korea varian Molto Korean Strawberry.

Selain, Molto Korean Strawberry atmosfer Korea bisa diperoleh dengan produk Unilever yang juga terinspirasi dari kesegaran Korean Strawberry yakni Sunlight Extra Korean Strawberry yang mampu membersihkan lemak dengan kesegaran Korean Strawberry

Ada juga Rinso Korean Strawberry Powder yang memberikan kesegaran Korean Strawberry. Ada 8 Keunggulan dari Rinso Bubuk ini yakni menghilangkan bau tak sedap & bau apek pada pakaian, menghilangkan noda hanya 1x kucek, menjaga warna pakaian tetap cemerlang, surfaktan mudah terurai, mengandung ekstra pelembut, membuat serat kain lembut & halus, lembut & tidak panas di tangan, wangi Molto tahan lama hingga 21 hari, 99.99% efektif bunuh bakteri dan virus*

Varian produk Unilever tersebut bisa dibeli secara online di : E-commerce (Tokopedia, JD.ID) & Supermarket.

***

Nonton drakor dengan menggunakan pakaian wangi dan lembut setelah menggunakan Molto Korean Strawberry, rasanya makin puas, atmosfer Koreanya makin melekat kuat.

Setelah menonton Legend of the Blue Sea, saya lagi cari-cari tontonan drakor lainnya… Kira-kira drakor apa lagi ya yang akan saya tonton dan membuat saya jadi baper dan terbawa emosi?

Lyodra versus Tiara

Jujurly, tulisan ini enggak bermaksud buat ngebandingin antara Juara Indonesian Idol Seasons 10 dan Runner Upnya. Akan tetapi tulisan ini ingin mengapresiasi bagaimana keduanya tumbuh dan berkembang hingga kini.

Sejak malam Grand Final kemudian dilanjutkan dengan perayaan bersama. Karir Lyodra dan Tiara makin menampakkan sinarnya. Lagu kemenangan yang bertajuk Gemintang Hatiku sama sama dirilis dan keduanya pun sukses merajai chart di radio radio Indonesia. Tidak sampai di situ, single kedua mereka yang diciptakan oleh Yovie Widianto bertajuk Terlanjur Mencinta yang dibuat dalam 3 versi ( versi ketiga dinyanyikan oleh Ziva, Juara 3 Indonesian Idol Seasons 3) juga sama sama sukses. Bahkan lagu yang dinyanyikan dalam 3 versi ini berhasil trending di Youtube dan masuk 10 besar. Viewersnya pun hingga kini sudah melebihi angka puluhan juta. Luar biasa…..

Serelah single kedua meledak, single ketiga rupanya sedikit berbeda. Lyodra didapuk untuk menyanyikan lagu ciptaan Anji berjudul Tentang Kamu sedangkan Lyodra menyanyikan lagu Laleilmanino berjudul 365. Meskipun tidak sesukses lagu Terlanjur Mencinta namun single ketiga ini makin mengukuhkan eksistensi Lyodra dan Tiara di blantika musik Indonesia.

Pesan Terakhir

Sejak mengeluarkan album perdana bertajuk Self Title Lyodra, Pesan Terakhir menjadi salah satu lagu jagoan yang makin melambungkan nama Lyodra. Berkat lagu ini Lyodra berhasil meraih banyak penghargaan termasuk penghargaan MAMA untuk kategori Best New Artist. Selain Pesan Terakhir lagu Lyodra lainnya yang tidak kalah memikat adalah Kalau Bosan, Dibanding Dia.

Menjadi Dia

Setelah Lyodra debut album pertama, giliran Tiara yang melakukan debut album perdananya Self Title. Album ini menghadirkan lagu lagu Tiara yang sudah lebih dulu rilis ditambah 3 lagu baru termasuk di dalamnya yang berjudul Menjadi Dia yang diciptakan oleh Arsy Widianto, anak komposer keren Indonesia Yovie Widianto.

Di radio radio, lagu Lyodra dan Tiara masih kerap diputar. Keduanya kerap dibanding bandingkan, namun keduanya terus tumbuh dan berkembang dan makin bersinar menjadi Idola Indonesia.

Menikmati Hari di Bumi Langit Yogyakarta

Cemplon dan Opak
di Bumi Langit Imogiri Yogyakarta

Yogyakarta. Provinsi yang satu ini memiliki sejuta daya tarik. Tempat wisata yang bertebaran, ragam kuliner yang menggugah selera, tatanan kota yang bersih dan rapi serta orang orang yang ramah. Makanya, kalau ditanya pengen liburan ke mana, mayoritas menjawab Yogyakarta sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi.

Jika berkunjung ke Yogya, sudah lumrah rasanya menyusuri Jalan Malioboro, atau melihat keraton, atau menikmati gudeg dan bakpia di pusat kota Yogyakarta. Untuk itu, sesekali perlu rasanya keluar melintas ke kabupaten lain di Yogyakarta.

Bantul yang merupakan salah satu kabupaten di Yogyakarta menyimpan banyak tempat keren. Yang paling diingat tentu saja Pantai Parangtritis. Tapi ada tempat yang enggak kalah keren, tepatnya di Imogiri, Bantul. Bumi Langit namanya.

Perjalanan ke Bumi Langit ditempuh kurang lebih satu jam dari pusat kota. Menuju Imogiri dengan kontur daerah berbukit, mata kita akan dimanjakan dengan pepohonan asri nan hijau.

Posisi Bumi Langit berada di kanan jalan, dari arah bawah. Sesaat memasuki area Bumi Langit, rindangnya pohon legum akan menyambut dan sebuah rumah joglo dengan kursi kayu siap untuk disinggahi.

Rupanya bangunan joglo tersebut adalah Resto Bumi Langit. Tempat di mana ragam hidangan disajikan dengan konsep farm to table.

Sembari pesan makanan, dekat kasir disajikan camilan yang juga berasal dari kebun setempat. Ada opak singkong, misro yakni singkong yang diparut kemudian diisi gula merah. Mereka menyebutnya cemplon. Dan beragam bahan pangan lokal yang bisa dibeli tersedia juga dekat kasir. Ada madu, selai yang dibuat dari hasil kebun, biji bijian dan produk lainnya.

Saya duduk di ujung. Duduk sendiri sambil melihat pusat kota Yogya. Sembari menunggu pesanan minuman mint sereh, saya menikmati cemplon dan opak singkong yang tiada duanya.

Suasana resto belum ramai. Saya berkunjung lumayan pagi memang. Sambil menyeruput minuman mint sereh, saya menghirup udara dalam dalam. Plong… Aduhai sekali menikmati hari di Bumi Langit.

Kalau suatu hari kalian punya waktu untuk liburan. Dan Yogyakarta menjadi pilihan. Mampirlah ke Bumi Langit…

Anyone Demi Lovato: lirik dan sekelumit kisah Demi.


Demi Lovato

Demi Lovato, kayaknya udah nggak asing sama penyanyi cewek yang satu ini. Banyak hits yang dirilis Demi sebut saja Skyscrapers, Sorry not Sorry, Heart Attack, Stone Cold dan deretan lagu yang sering wara wiri di Billboard Top 100.

Secara karir, Demi Lovato lumayan produktif mengeluarkan album perperiode tertentu. Setiap album dan lagu yang dirilis mendapatkan sambutan yang bagus dari fansnya.

Cuma… Lagu dan album yang diproduksi Demi seolah hanya numpang lewar tanpa menghadirkan sesuatu. Meskipun menurutku, Demi selalu menghadirkan lagu apik dengan vokalnya yang mumpuni.

Makanya, hingga kini Demi belum menggondol satu piala Grammy. Pernah sekali masuk satu nominasi untuk album pop terbaik namun Demi harus berhadapan dengan Adele. Padahal jika ditelisik lagu dan album Demi Lovato layak menang di Grammy.

Pada ajang Grammy 2020, Demi tampil di panggung dan membawakan tembang anyarnya yang bertajuk Anyone.

Dari lirik, Demi seperti menuturkan getir hidupnya. Karir yang terkesan begitu begitu saja, teman yang ada dan tiada dan penyakit bipolar yang melanda membuatnya terjerumus dalam narkoba dan overdosis.

Lagu Anyone dirilis 26 Januari 2020 dan dibawakan pertama kali di Grammy 2020. Dan ini dia lirik lagu Anyone milik Demi Lovato.

Uh, uh

I tried to talk to my piano
I tried to talk to my guitar
Talk toβ€…myβ€…imagination
Confided into alcohol


Iβ€…tried and tried and tried someβ€…more
Told secrets ’til my voice was sore
Tired of empty conversation
‘Cause no one hears me anymore

A hundred million stories
And a hundred million songs
I feel stupid when I sing
Nobody’s listening to me
Nobody’s listening


I talk to shooting stars
But they always get it wrong
I feel stupid when I pray
So, why am I praying anyway?
If nobody’s listening


Anyone, please send me anyone
Lord, is there anyone?
I need someone, oh


Anyone, please send me anyone
Lord, is there anyone?
I need someone

I used to crave the world’s attention
I think I cried too many times
I just need some more affection
Anything to get me by


A hundred million stories
And a hundred million songs
I feel stupid when I sing
Nobody’s listening to me
Nobody’s listening


I talk to shooting stars
But they always get it wrong
I feel stupid when I pray
Why the fuck am I praying anyway?
If nobody’s listening


Anyone, please send me anyone
Lord, is there anyone?
I need someone, oh
Anyone, please send me anyone
Oh, Lord, is there anyone?
I need someone


Oh, anyone, I need anyone
Oh, anyone, I need someone


A hundred million stories
And a hundred million songs
I feel stupid when I sing
Nobody’s listening to me
Nobody’s listening

Daftar Pemenang Grammy Awards 2020: Billie Eilish Boyong Banyak Piala

Grammy Awards 2020 akhirnya berhasil digelar, 25 Januari (waktu Amerika) dan 26 Januari (waktu Indonesia). Billie Eilish sebagai penyanyi termuda di ajang Grammy ini berhasil membawa pulang lima piala dari enam nominasi yang ia dapatkan. Billie Eilish kalah dalam kategori best pop solo performance yang dimenangkan oleh Lizzo berkat lagu Truth Hurts.

Billie Eilish memenangkan 4 kategori utama termasuk di dalamnya Bes New Artist dan Record of the Year. Kemenangan Billie Eilish dalam kategori utama mengukuhkan namanya menjadi salah satu penyanyi terbaik Amerika.

Tanpa berlama-lama, berikut adalah daftar lengkap pemenang Grammy Awards 2020….

Record of the Year
“Hey, Ma,” Bon Iver
“Bad Guy,” Billie Eilish
“7 Rings,” Ariana Grande
“Hard Place,” HER
“Talk,” Khalid
“Old Town Road,” Lil Nas X Feat. Billy Ray Cyrus
“Truth Hurts,” Lizzo
“Sunflower,” Post Malone & Swae Lee

Album Of The Year
I,I, Bon Iver
Norman F*cking Rockwell, Lana Del Rey
When We All Fall Asleep, Where Do We Go?, Billie Eilish
Thank U, Next, Ariana Grande
I Used To Know Her, HER
7, Lil Nas X
Cuz I Love You (Deluxe), Lizzo
Father Of The Bride, Vampire Weekend

Song Of The Year
“Always Remember Us This Way,” Natalie Hemby, Lady Gaga, Hillary Lindsey & Lori McKenna, songwriters (Lady Gaga)
“Bad Guy,” Billie Eilish O’Connell & Finneas O’Connell, songwriters (Billie Eilish)
“Bring My Flowers Now,” Brandi Carlile, Phil Hanseroth, Tim Hanseroth & Tanya Tucker, songwriters (Tanya Tucker)
“Hard Place,” Ruby Amanfu, Sam Ashworth, D. Arcelious Harris, HER & Rodney Jerkins, songwriters (HER)
“Lover,” Taylor Swift, songwriter (Taylor Swift)
“Norman F*cking Rockwell,” Jack Antonoff & Lana Del Rey, songwriters (Lana Del Rey)
“Someone You Loved,” Tom Barnes, Lewis Capaldi, Pete Kelleher, Benjamin Kohn & Sam Roman, songwriters (Lewis Capaldi)
“Truth Hurts,” Steven Cheung, Eric Frederic, Melissa Jefferson & Jesse Saint John, songwriters (Lizzo)

Best New Artist
Black Pumas
Billie Eilish
Lil Nas X
Lizzo
Maggie Rogers
Rosalia
Tank And The Bangas
Yola

Best Pop Solo Performance
“Spirit,” Beyonce
“Bad Guy,” Billie Eilish
“7 Rings,” Ariana Grande
“Truth Hurts,” Lizzo
“You Need To Calm Down,” Taylor Swift

Best Pop Duo/Group Performance
“Boyfriend,” Ariana Grande & Social House
“Sucker,” Jonas Brothers
“Old Town Road,” Lil Nas X Feat. Billy Ray Cyrus
“Sunflower,” Post Malone & Swae Lee
“Senorita,” Shawn Mendes & Camila Cabello

Best Traditional Pop Vocal Album
Si, Andrea Bocelli
Love (Deluxe Edition), Michael BublΓ©
Look Now, Elvis Costello & The Imposters
A Legendary Christmas, John Legend
Walls, Barbra Streisand

Best Pop Vocal Album
The Lion King: The Gift, Beyonce
When We All Fall Asleep, Where Do We Go?, Billie Eilish
Thank U, Next, Ariana Grande
No. 6 Collaborations Project, Ed Sheeran
Lover, Taylor Swift

Best Dance Recording
“Linked,” Bonobo
“Got To Keep On,” The Chemical Brothers
“Piece Of Your Heart,” Meduza Feat. Goodboys
“Underwater,” RΓΌfΓΌs Du Sol
“Midnight, Hour,” Skrillex & Boys Noize Feat. Ty Dolla Sign, Boys Noize & Skrillex

Best Dance/Electronic Album
LP5, Apparat
No Geography, The Chemical Brothers
Hi This Is Flume (Mixtape), Flume
Solace, RΓΌfΓΌs Du Sol
Weather, Tycho

Best Contemporary Instrumental Album
Ancestral Recall, Christian Scott aTunde Adjuah
Star People Nation, Theo Croker
Beat Music! Beat Music! Beat Music!, Mark Guiliana
Elevate, Lettuce
Mettavolution, Rodrigo y Gabriela

Best Rock Performance
“Pretty Waste,” Bones UK
“This Land,” Gary Clark Jr.
“History Repeats,” Brittany Howard
“Woman,” Karen O and Danger Mouse
“Too Bad,” Rival Sons

Best Metal Performance
“Astorlus – The Great Octopus,” Candlemass Feat. Tony Iommi
“Humanicide,” Death Angel
“Bow Down,” I Prevail
“Unleashed,” Killswitch Engage
“7empest,” Tool

Best Rock Song
“Fear Inoculum,” Danny Carey, Justin Chancellor, Adam Jones & Maynard James Keenan, songwriters (Tool)
“Give Yourself A Try,” George Daniel, Adam Hann, Matthew Healy & Ross MacDonald, songwriters (The 1975)
“Harmony Hall,” Ezra Koenig, songwriter (Vampire Weekend)
“History Repeats,” Brittany Howard, songwriter (Brittany Howard)
“This Land,” Gary Clark Jr., songwriter (Gary Clark Jr.)

Best Rock Album
Amo, Bring Me The Horizon
Social Cues, Cage The Elephant
In The End, The Cranberries
Trauma, I Prevail
Feral Roots, Rival Sons

Best Alternative Music Album
U.F.O.F., Big Thief
Assume Form, James Blake
I,I, Bon Iver
Father Of The Bride, Vampire Weekend
Anima, Thom Yorke

Best R&B Performance
“Love Again,” Daniel Caesar & Brandy
Could’ve Been,” HER Feat. Bryson Tiller
“Exactly How I Feel,” Lizzo Feat. Gucci Mane
“Roll Some Mo,” Lucky Daye
“Come Home,” Anderson .Paak Feat. AndrΓ© 3000

Best Traditional R&B Performance
“Time Today,” BJ The Chicago Kid
“Steady Love,” India.Arie
“Jerome,” Lizzo
“Real Games,” Lucky Daye
“Built for Love,” PJ Morton Feat. Jazmine Sullivan

Best R&B Song
“Could’ve Been,” Dernst Emile II, David “Swagg R’Celious” Harris, HER & Hue “Soundzfire” Strother, songwriters (HER Feat. Bryson Tiller)
“Look At Me Now,” Emily King & Jeremy Most, songwriters (Emily King)
“No Guidance,” Chris Brown, Tyler James Bryant, Nija Charles, Aubrey Graham, Anderson Hernandez, Michee Patrick Lebrun, Joshua Lewis, Noah Shebib & Teddy Walton, songwriters (Chris Brown Feat. Drake)
“Roll Some Mo,” David Brown, Dernst Emile II & Peter Lee Johnson, songwriters (Lucky Daye)
“Sayso,” PJ Morton, songwriter (PJ Morton Feat. JoJo)

Best Urban Contemporary Album
Apollo XXI, Steve Lacy
Cuz I Love You (Deluxe), Lizzo
Overload, Georgia Anne Muldrow
Saturn, Nao
Being Human In Public, Jessie Reyez

Best R&B Album
1123, BJ The Chicago Kid
Painted, Lucky Daye
Ella Mai, Ella Mai
Paul, PJ Morton
Ventura, Anderson .Paak

Best Rap Performance
“Middle Child,” J. Cole
“Suge,” DaBaby
“Down Bad,” Dreamville Feat. J.I.D, Bas, J. Cole, Earthgang & Young Nudy
“Racks In The Middle,” Nipsey Hussle Feat. Roddy Ricch & Hit-Boy
“Clout,” Offset Feat. Cardi B

Best Rap/Sung Performance
“Higher,” DJ Khaled Feat. Nipsey Hussle & John Legend
“Drip Too Hard,” Lil Baby & Gunna
“Panini,” Lil Nas X
“Ballin,” Mustard Feat. Roddy Ricch
“The London,” Young Thug Feat. J. Cole & Travis Scott

Best Rap Song
“Bad Idea,” Chancelor Bennett, Cordae Dunston, Uforo Ebong & Daniel Hackett, songwriters (YBN Cordae Feat. Chance The Rapper)
“Gold Roses,” Noel Cadastre, Aubrey Graham, Anderson Hernandez, Khristopher Riddick-Tynes, William Leonard Roberts II, Joshua Quinton Scruggs, Leon Thomas III & Ozan Yildirim, songwriters (Rick Ross Feat. Drake)
“A Lot,” Jermaine Cole, Dacoury Natche, 21 Savage & Anthony White, songwriters (21 Savage Feat. J. Cole)
“Racks In The Middle,” Ermias Asghedom, Dustin James Corbett, Greg Allen Davis, Chauncey Hollis, Jr. & Rodrick Moore, songwriters (Nipsey Hussle Feat. Roddy Ricch & Hit-Boy)
“Suge,” DaBaby, Jetsonmade & Pooh Beatz, songwriters (DaBaby)

Best Rap Album
Revenge Of The Dreamers III, Dreamville
Championships, Meek Mill
I Am > I Was, 21 Savage
Igor, Tyler, The Creator
The Lost Boy, YBN Cordae

Best Country Solo Performance
“All Your’n,” Tyler Childers
“Girl Goin’ Nowhere,” Ashley McBryde
“Ride Me Back Home,” Willie Nelson
“God’s Country,” Blake Shelton
“Bring My Flowers Now,” Tanya Tucker

Best Country Duo/Group Performance
“Brand New Man,” Brooks & Dunn With Luke Combs
“I Don’t Remember Me (Before You),” Brothers Osborne
“Speechless,” Dan + Shay
“The Daughters,” Little Big Town
“Common,” Maren Morris Feat. Brandi Carlile

Best Country Song
“Bring My Flowers Now,” Brandi Carlile, Phil Hanseroth, Tim Hanseroth & Tanya Tucker, songwriters (Tanya Tucker)
“Girl Goin’ Nowhere,” Jeremy Bussey & Ashley McBryde, songwriters (Ashley McBryde)
“It All Comes Out In The Wash,” Miranda Lambert, Hillary Lindsey, Lori McKenna & Liz Rose, songwriters (Miranda Lambert)
“Some Of It,” Eric Church, Clint Daniels, Jeff Hyde & Bobby Pinson, songwriters (Eric Church)
“Speechless,” Shay Mooney, Jordan Reynolds, Dan Smyers & Laura Veltz, songwriters (Dan + Shay)

Best Country Album
Desperate Man, Eric Church
Stronger Than The Truth, Reba McEntire
Interstate Gospel, Pistol Annies
Center Point Road, Thomas Rhett
While I’m Livin’, Tanya Tucker

Best New Age Album
Fairy Dreams, David Arkenstone
Homage To Kindness, David Darling
Wings, Peter Kater
Verve, Sebastian Plano
Deva, Deva Premal

Best Improvised Jazz Solo
“Elsewhere,” Melissa Aldana, soloist
“Sozinho,” Randy Brecker, soloist
“Tomorrow Is The Question,” Julian Lage, soloist
“The Windup,” Branford Marsalis, soloist
“Sightseeing,” Christian McBride, soloist

Best Jazz Vocal Album
Thirsty Ghost, Sara Gazarek
Love & Liberation, Jazzmeia Horn
Alone Together, Catherine Russell
12 Little Spells, Esperanza Spalding
Screenplay, The Tierney Sutton Band

Best Jazz Instrumental Album
In The Key Of The Universe, Joey DeFrancesco
The Secret Between The Shadow And The Soul, Branford Marsalis Quartet
Christian McBride’s New Jawn, Christian McBride
Finding Gabriel, Brad Mehldau
Come What May, Joshua Redman Quartet

Best Large Jazz Ensemble Album
Triple Helix, Anat Cohen Tentet
Dance In Nowhere, Miho Hazama
Hiding Out, Mike Holober & The Gotham Jazz Orchestra
The Omni-American Book Club, Brian Lynch Big Band
One Day Wonder, Terraza Big Band

Best Latin Jazz Album
Antidote, Chick Corea & The Spanish Heart Band
Sorte!: Music by John Finbury, Thalma de Freitas With Vitor GonΓ§alves, John Patitucci, Chico Pinheiro, Rogerio Boccato & Duduka Da Fonseca
Una Noche Con Ruben Blades, Jazz At Lincoln Center Orchestra With Wynton Marsalis & RubΓ©n Blades
Carib, David SΓ‘nchez
Sonero: The Music Of Ismael Rivera, Miguel ZenΓ³n

Best Gospel Performance/Song
“Love Theory,” Kirk Franklin; Kirk Franklin, songwriter
“Talkin’ Bout Jesus,” Gloria Gaynor Feat. Yolanda Adams; Bryan Fowler, Gloria Gaynor & Chris Stevens, songwriters
“See The Light,” Travis Greene Feat. Jekalyn Carr
“Speak The Name,” Koryn Hawthorne Feat. Natalie Grant
“This Is A Movie (Live)”, Tasha Cobbs Leonard; Tony Brown, Brandon Lake, Tasha Cobbs Leonard & Nate Moore, songwriters

Best Contemporary Christian Music Performance/Song
“Only Jesus,” Casting Crowns; Mark Hall, Bernie Herms & Matthew West, songwriters
“God Only Knows,” for King & Country & Dolly Parton; Josh Kerr, Jordan Reynolds, Joel Smallbone, Luke Smallbone & Tedd Tjornhom, songwriters
“Haven’t Seen It Yet,” Danny Gokey; Danny Gokey, Ethan Hulse & Colby Wedgeworth, songwriters
“God’s Not Done With You (Single Version),” Tauren Wells
“Rescue Story,” Zach Williams; Ethan Hulse, Andrew Ripp, Jonathan Smith & Zach Williams, songwriters

Best Gospel Album
Long Live Love, Kirk Franklin
Goshen, Donald Lawrence Presents The Tri -City Singers
Tunnel Vision, Gene Moore
Settle Here, William Murphy
Something’s Happening! A Christmas Album, CeCe Winans

Best Contemporary Christian Music Album
I Know A Ghost, Crowder
Burn The Ships, for KING & COUNTRY
Haven’t Seen It Yet, Danny Gokey
The Elements, TobyMac
Holy Roar, Chris Tomlin

Best Roots Gospel Album
Deeper Roots: Where The Bluegrass Grows, Steven Curtis Chapman
Testimony, Gloria Gaynor
Deeper Oceans, Joseph Habedank
His Name Is Jesus, Tim Menzies
Gonna Sing, Gonna Shout (Various Artists), Jerry Salley, Producer

Best Latin Pop Album
Vida, Luis Fonsi
11:11, Maluma
Montaner, Ricardo Montaner
#ELDISCO, Alejandro Sanz
Fantasia, Sebastian Yatra

Best Latin Rock, Urban or Alternative Album
X 100Pre, Bad Bunny
Oasis, J Balvin & Bad Bunny
Indestructible, Flor De Toloache
Almadura, iLe
El Mal Querer, Rosalia

Best Regional Mexican Album (Including Tejano)
Caminado, Joss Favela
Percepcion, Intocable
Poco A Poco, La Energia NorteΓ±a
20 Aniversario, Mariachi Divas De Cindy Shea
De Ayer Para Siempre, Mariachi Los Camperos

Best Tropical Latin Album
Opus, Marc Anthony
Tiempo Al Tiempo, Luis Enrique + C4 Trio
Candela, Vicente GarcΓ­a
Literal, Juan Luis Guerra 4.40
A Journey Through Cuban Music, AymΓ©e Nuviola

Best American Roots Performance
“Saint Honesty,” Sara Bareilles
“Father Mountain,” Calexico And Iron & Wine
“I’m On My Way,” Rhiannon Giddens with Francesco Turrisi
“Call My Name,” I’m With Her
“Faraway Look,” Yola

Best American Roots Song
“Black Myself,” Amythyst Kiah, songwriter (Our Native Daughters)
“Call My Name,” Sarah Jarosz, Aoife O’Donovan & Sara Watkins, songwriters (I’m With Her)
“Crossing To Jerusalem,” Rosanne Cash & John Leventhal, songwriters (Rosanne Cash)
“Faraway Look,” Dan Auerbach, Yola Carter & Pat McLaughlin, songwriters (Yola)
“I Don’t Wanna Ride The Rails No More,” Vince Gill, songwriter (Vince Gill)

Best Americana Album
Years To Burn, Calexico And Iron & Wine
Who Are You Now, Madison Cunningham
Oklahoma, Keb’ Mo’
Tales Of America, J.S. Ondara
Walk Through Fire, Yola

Best Bluegrass Album
Tall Fiddler, Michael Cleveland
Live In Prague, Czech Republic, Doyle Lawson & Quicksilver
Toil, Tears & Trouble, The Po’ Ramblin’ Boys
Royal Traveller, Missy Raines
If You Can’t Stand The Heat, Frank Solivan & Dirty Kitchen

Best Traditional Blues Album
Kingfish, Christone “Kingfish” Ingram
Tall, Dark & Handsome, Delbert McClinton & Self-Made Men
Sitting On Top Of The Blues, Bobby Rush
Baby, Please Come Home, Jimmie Vaughan
Spectacular Class, Jontavious Willis

Best Contemporary Blues Album
This Land, Gary Clark Jr.
Venom & Faith, Larkin Poe
Brighter Days, Robert Randolph & The Family Band
Somebody Save Me, Sugaray Rayford
Keep On, Southern Avenue

Best Folk Album
My Finest Work Yet, Andrew Bird
Rearrange My Heart, Che Apalache
Patty Griffin, Patty Griffin
Evening Machines, Gregory Alan Isakov
Front Porch, Joy Williams

Best Regional Roots Music Album
Kalawai’Anui, Amy Hānaiali’i
When It’s Cold – Cree Round Dance Songs, Northern Cree
Good Time, Ranky Tanky
Recorded At The 2019 New Orleans Jazz & Heritage Festival, Rebirth Brass Band
Hawaiian Lullaby, (Various Artists), Imua Garza & KimiΓ© Miner, producers

Best Reggae Album
Rapture, Koffee
As I Am, Julian Marley
The Final Battle: Sly & Robbie Vs. Roots Radics, Sly & Robbie & Roots Radics
Mass Manipulation, Steel Pulse
More Work To Be Done, Third World

Best World Music Album
Gece, Altin GΓΌn
What Heat, BokantΓ© & Metropole Orkest Conducted By Jules Buckley
African Giant, Burna Boy
Fanm D’Ayiti, Nathalie Joachim With Spektral Quartet
Celia, Angelique Kidjo

Best Children’s Music Album
Ageless Songs for The Child Archetype, Jon Samson
Flying High!, Caspar Babypants
I Love Rainy Days, Daniel Tashian
The Love, Alphabet Rockers
Winterland, The Okee Dokee Brothers

Best Spoken Word Album
Beastie Boys Book, (Various Artists) Michael Diamond, Adam Horovitz, Scott Sherratt & Dan Zitt, producers
Becoming, Michelle Obama
I.V. Catatonia: 20 Years as A Two-Time Cancer Survivor, Eric Alexandrakis
Mr. Know-It-All, John Waters
Sekou Andrews & The String Theory, Sekou Andrews & The String Theory

Best Comedy Album 
Quality Time, Jim Gaffigan
Relatable, Ellen DeGeneres
Right Now, Aziz Ansari
Son Of Patricia, Trevor Noah
Sticks & Stones, Dave Chappelle

Best Musical Theater Album
Ain’t Too Proud: The Life And Times Of The Temptations
Hadestown
Moulin Rouge! The Musical
The Music Of Harry Potter And The Cursed Child – In Four Contemporary Suites
Oklahoma!

Best Compilation Soundtrack for Visual Media
The Lion King: The Songs
Quentin Tarantino’s Once Upon A Time In Hollywood
Rocketman
Spider-Man: Into The Spider-Verse
A Star Is Born

Best Score Soundtrack for Visual Media
Avengers: Endgame
Chernobyl
Game Of Thrones: Season 8
The Lion King
Mary Poppins Returns

Best Song Written for Visual Media
“The Ballad Of The Lonesome Cowboy,” From: Toy Story 4
“Girl In The Movies,” From: Dumplin’
“I’ll Never Love Again” (Film Version), From: A Star Is Born
“Sprit,” From: The Lion King
“Suspirium,” From: Suspiria

Best Instrumental Composition
“Begin Again,” Fred Hersch, composer (Fred Hersch & The WDR Big Band Conducted By Vince Mendoza)
“Crucible for Crisis,” Brian Lynch, composer (Brian Lynch Big Band)
“Love, A Beautiful Force,” Vince Mendoza, composer (Vince Mendoza, Terell Stafford, Dick Oatts & Temple University Studio Orchestra)
“Star Wars: Galaxy’s Edge Symphonic Suite,” John Williams, composer (John Williams)
“Walkin’ Funny,” Christian McBride, composer (Christian McBride)

Best Arrangement, Instrumental or A Cappella
“Blue Skies,” Kris Bowers, arranger (Kris Bowers)
“Hedwig’s Theme,” John Williams, arranger (Anne-Sophie Mutter & John Williams)
“La Novena,” Emilio Solla, arranger (Emilio Solla Tango Jazz Orchestra)
“Love, A Beautiful Force,” Vince Mendoza, arranger (Vince Mendoza, Terell Stafford, Dick Oatts & Temple University Studio Orchestra)
“Moon River,” Jacob Collier, arranger (Jacob Collier)

Best Arrangement, Instruments And Vocals
“All Night Long,” Jacob Collier, arranger (Jacob Collier Feat. Jules Buckley, Take 6 & Metropole Orkest)
“Jolene,” Geoff Keezer, arranger (Sara Gazarek)
“Marry Me A Little,” Cyrille AimΓ©e & Diego Figueiredo, arrangers (Cyrille AimΓ©e)
“Over The Rainbow,” Vince Mendoza, arranger (Trisha Yearwood)
“12 Little Spells (Thoracic Spine),” Esperanza Spalding, arranger (Esperanza Spalding)

Best Recording Package
Anonimas & Resilientes
Chris Cornell
Hold That Tiger
I,I
Intellexual

Best Boxed or Special Limited Edition Package
Anima
Gold In Brass Age
1963: New Directions
The Radio Recordings 1939-1945
Woodstock: Back To The Garden – The Definitive 50th Anniversary Archive

Best Album Notes
The Complete Cuban Jam Session, Judy Cantor-Navas, album notes writer (Various Artists)
The Gospel According To Malaco, Robert Marovich, album notes writer (Various Artists)
Pedal Steel + Four Corners, Brendan Greaves, album notes writer (Terry Allen And The Panhandle Mystery Band)
Pete Seeger: The Smithsonia Folkways Collection, Jeff Place, album notes writer (Pete Seeger)
Stax ’68: A Memphis Story, Steve Greenberg, album notes writer (Various Artists)

Best Historical Album
The Girl From Chicaksaw County- The Complete Capitol Masters, Andrew Batt & Kris Maher, compilation producers; Simon Gibson, mastering engineer (Bobbie Gentry)
The Great Comeback: Horowitz At Carnegie Hall, Robert Russ, compilation producer; Andreas K. Meyer & Jennifer Nulsen, mastering engineers (Vladimir Horowitz)
Kankyo Ongaku: Japanese Ambient, Environmental & New AGe MMusic 1980-1990, Spencer Doran, Yosuke Kitazawa, Douglas Macgowan & Matt Sullivan, compilation producers; John Baldwin, mastering engineer (Various Artists)
Pete Seeger: The Smithsonian Folkways Collection, Jeff Place & Robert Santelli, compilation producers; Pete Reiniger, mastering engineer (Pete Seeger)
Woodstock: Back To The Garden – The Definitive 50th Anniversary Archive, Brian Kehew, Steve Woolard & Andy Zax, compilation producers; Dave Schultz, mastering engineer, Brian Kehew, restoration engineer (Various Artists)

Best Engineered Album, Non-Classical
All These Things, Tchad Blake, Adam Greenspan & Rodney Shearer, engineers; Bernie Grundman, mastering engineer (Thomas Dybdahl)
Ella Mai, Chris “Shaggy” Ascher, Jaycen Joshua & David Pizzimenti, engineers; Chris Athens, mastering engineer (Ella Mai)
Run Home Slow, Paul Butler & Sam Teskey, engineers; Joe Carra, mastering engineer (The Teskey Brothers)
Scenery, Tom Elmhirst, Ben Kane & Jeremy Most, engineers; Bob Ludwig, mastering engineer (Emily King)
When We All Fall Asleep, Where Do We Go?, Rob Kinelski & Finneas O’Connell, engineers; John Greenham, mastering engineer (Billie Eilish)

Producer Of The Year, Non-Classical
Jack Antonoff
Dan Auerbach
John Hill
Finneas
Ricky Reed

Best Remixed Recording
“I Rise (Tracy Young’s Pride Intro Radio Remix),” Tracy Young, remixer (Madonna)
“Mother’s Daughter (WukiI Remix),” Wuki, remixer (Miley Cyrus)
“The One (High Contrast Remix),” Lincoln Barrett, remixer (Jorja Smith)
“Swim (Ford. Remix),” Luc Bradford, remixer (Mild Minds)
“Work It (Soulwax Remix),” David Gerard C Dewaele & Stephen Antoine C Dewaele, remixers (Marie Davidson)

Best Immersive Audio Album
Chain Tripping, Luke Argilla, immersive audio engineer; Jurgen Scharpf, immersive audio mastering engineer; Jona Bechtolt, Claire L. Evans & Rob Kieswetter, immersive audio producers (Yacht)
Kverndokk: Smyphonic Dances, Jim Anderson, immersive audio engineer; Robert C. Ludwig, immersive audio mastering engineer; Ulrike Schwarz, immersive audio producer (Ken-David Masur & Stavanger Symphony Orchestra)
Lux, Morten Lindberg, immersive audio engineer; Morten Lindberg, immersive audio mastering engineer; Morten Lindberg, immersive audio producer (Anita Brevik, Trondheimsolistene & Nidarosdomens Jentekor)
The Orchestral Organ, Keith O. Johnson, immersive audio engineer; Keith O. Johnson, immersive audio mastering engineer; Marina A. Ledin & Victor Ledin, immersive audio producers (Jan Kraybill)
The Savior, Bob Clearmountain, immersive audio engineer; Bob Ludwig, immersive audio mastering engineer; Michael Marquart & Dave Way, immersive audio producers (A Bad Think)

Best Engineered Album, Classical
Aequa – Anna Throvaldsdottir, Daniel Shores, engineer; Daniel Shores, mastering engineer (International Contemporary Ensemble)
Bruckner: Symphony No. 9, Mark Donahue, engineer; Mark Donahue, mastering engineer (Manfred Honeck & Pittsburgh Symphony Orchestra)
Rachmaninoff – Hermitage Piano Trio, Keith O. Johnson & Sean Royce Martin, engineers;Keith O. Johnson, mastering engineer (Hermitage Piano Trio)
Riley: Sun Rings, Leslie Ann Jones, engineer; Robert C. Ludwig, mastering engineer (Kronos Quartet)
Wolfe: Fire In My Mouth, Bob Hanlon & Lawrence Rock, engineers; Ian Good & Lawrence Rock, mastering engineers (Jaap Van Zweden, Francisco J. NΓΊΓ±ez, Donald Nally, The Crossing, Young People’s Chorus Of NY City & New York Philharmonic)

Producer Of The Year, Classical
Blanton Alspaugh
James Ginsburg
Marina A. Ledin, Victor Ledin
Morten Lindberg
Dirk Sobotka

Best Orchestral Performance
Brucker, Symphony No. 9, Manfred Honeck, conductor (Pittsburgh Symphony Orchestra)
Copland: Billy The Kid; Grohg, Leonard Slatkin, conductor (Detroit Symphony Orchestra)
Norman: Sustain, Gustavo Dudamel, conductor (Los Angeles Philharmonic)
Transatlantic, Louis LangrΓ©e, conductor (Cincinnati Symphony Orchestra)
Weiberg: Symphonies Nos. 2 & 21, Mirga GraΕΎinytΔ—-Tyla, conductor (City Of Birmingham Symphony Orchestra & Kremerata Baltica)

Best Opera Recording
Benjamin: Lessons In Love & Violence, George Benjamin, conductor; StΓ©phane Degout, Barbara Hannigan, Peter Hoare & Gyula Orendt; James Whitbourn, producer (Orchestra Of The Royal Opera House)
Berg: Wozzeck, Marc Albrecht, conductor; Christopher Maltman & Eva-Maria Westbroek; FranΓ§ois Roussillon, producer (Netherlands Philharmonic Orchestra; Chorus Of Dutch National Opera)
Charpentier: Les Arts Florissants; Les Plaisirs De Versailles, Paul O’Dette & Stephen Stubbs, conductors; Jesse Blumberg, Teresa Wakim & Virginia Warnken; Renate Wolter-Seevers, producer (Boston Early Music Festival Chamber Ensemble; Boston Early Music Festival Vocal Ensemble)
Picker: Fantastic Mr. Fox, Gil Rose, conductor; John Brancy, Andrew Craig Brown, Gabriel Preisser, Krista River & Edwin Vega; Gil Rose, producer (Boston Modern Orchestra Project; Boston Children’s Chorus)
Wagner: Lohengrin, Christian Thielemann, conductor; Piotr BeczaΕ‚a, Anja

Best Choral Performance
Boyle: Voyages, Donald Nally, conductor (The Crossing)
Durufle: Complete Chroral Works, Robert Simpson, conductor (Ken Cowan; Houston Chamber Choir)
The Hope Of Loving, Craig Hella Johnson, conductor (Conspirare)
Sander: The Divine Liturgy Of St. John Chrysostom, Peter Jermihov, conductor (Evan Bravos, Vadim Gan, Kevin Keys, Glenn Miller & Daniel Shirley; PaTRAM Institute Singers)
Smith, K.: The Arc In The Sky, Donald Nally, conductor (The Crossing)

Best Chamber Music/Small Ensemble Performance
Cerrone, The Pieces That Fall To Earth, Christopher Rountree & Wild Up
Freedom & Faith, PUBLIQuartet
Perpetulum, Third Coast Percussion
Rachmaninoff – Hermitage Piano Trio, Hermitage Piano Trio
Shaw Orange, Attacca Quartet

Best Classical Instrumental Solo
“The Berlin Recital,” Yuja Wang
“Higdon: Harp Concerto,” Yolanda Kondonassis; Ward Stare, conductor (The Rochester Philharmonic Orchestra)
“Marsalis: Violin Concerto; Fiddle Dance Suite,” Nicola Benedetti; Cristian MΔƒcelaru, conductor (Philadelphia Orchestra)
“The Orchestral Organ,” Jan Kraybill
“Torke: Sky, Concerto for Violin,” Tessa Lark; David Alan Miller, conductor (Albany Symphony)

Best Classical Solo Vocal Album
The Edge Of Silence – Works for Voice by Gyorgy Kurtag, Susan Narucki (Donald Berman, Curtis Macomber, Kathryn Schulmeister & Nicholas Tolle)
Himmelsmusik, Philippe Jaroussky & CΓ©line Scheen; Christina Pluhar, conductor; L’Arpeggiata, ensemble (JesΓΊs Rodil & Dingle Yandell)
Schumann: Liederkreis Op. 24, Kerner-Lieder Op. 35, Matthias Goerne; Leif Ove Andsnes, accompanist
SongplayJoyce DiDonato; Chuck Israels, Jimmy Madison, Charlie Porter & 
Craig Terry, accompanists (Steve Barnett & Lautaro Greco)
A Te, O Cara, Stephen Costello; Constantine Orbelian, conductor (Kaunas City Symphony Orchestra)

Best Classical Compendium
American Originals 1918, John Morris Russell, conductor; Elaine Martone, producer
Leshnoff: Symphony No. 4 ‘Heichalos’; Guitar Concerto; Starburst, Giancarlo Guerrero, conductor; Tim Handley, producer
Meltzer: Songs And Structures, Paul Appleby & Natalia Katyukova; Silas Brown & Harold Meltzer, producers
The Poetry Of Places, Nadia Shpachenko; Marina A. Ledin & Victor Ledin, producers
Saariaho: True Fire; Trans; Ciel D’Hiver, Hannu Lintu, conductor; Laura Heikinheimo, producer

Best Classical Composition
Berme: Migration Series For Jazz Ensemble & Orchestra, Derek Bermel, composer (Derek Bermel, Ted Nash, David Alan Miller, Juilliard Jazz
Orchestra & Albany Symphony Orchestra)
Higdon: Harp Concerto, Jennifer Higdon, composer (Yolanda Kondonassis, Ward Stare & The Rochester Philharmonic Orchestra)
Marsalis: Violin Concerto In D Major, Wynton Marsalis, composer (Nicola Benedetti, Cristian Măcelaru & Philadelphia Orchestra)
Norman: Sustain, Andrew Norman, composer (Gustavo Dudamel & Los Angeles Philharmonic)
Shaw: Orange, Caroline Shaw, composer (Attacca Quartet)
Wolfe: Fire In My Mouth, Julia Wolfe, composer (Jaap Van Zweden, Francisco J.NΓΊΓ±ez, Donald Nally, The Crossing, Young People’s Chorus Of NY City & New York Philharmonic)

Best Music Video
“We’ve Got To Try,” The Chemical Brothers
“This Land,” Gary Clark Jr.
“Cellophane,” FKA Twigs
“Old Town Road (Official Movie),” Lil Nas X and Billy Ray Cyrus
“Glad He’s Gone,” Tove Lo

Best Music Film
Homecoming
Remember My Name
Birth Of The Cool
Shangri-La
Anima

Stephanie Poetri

Nyebut sosok penyanyi cewek satu ini. Apa yang kamu ingat? Menik? Anak Titi DJ? Penyanyi I Love You 3000?

Yang jelas saya tahu Menik di awal karirnya banget. Waktu itu, Menik duet bareng Goodbye Felisa (anaknya Melly Goeslaw dan Anto Hoed) nyanyiin lagu untuk OST Ada Apa Dengan Cinta 2. Awal terjun, baca komentar netijen banyak yang bilang lebih suka versi lagu ini dinyanyiin Melly. Atau ada yang komentar Menik terlalu kaku nyanyiin lagu ini.

Lagu yang direcycle lagi oleh mereka ini emang nggak sukses sukses amat. Viewersnya cuma ratusan ribu kala itu. Tergolong sedikit.

Setelah mengisi lagu untuk Ada Apa Dengan Cinta 2, kiprah Menik di dunia musik tidak begitu terdengar.

Menik kembali muncul dengan membawakan lagu yang ia ciptakan sendiri. Appreciate judulnya. Ada dua versi bahasa untuk lagu ini, Inggris dan Indonesia. Di kanal youtube, lagu Appriciate ini kurang diapresiasi, viewernya nggak terlalu banyak tapi untuk ukuran penyanyi baru, lumayanlah.

Gara gara lagu ini, Menik akhirnya muncul di salah satu stasiun tv dan berkolaborasi dengan anak diva lainnya yaitu Aurel Hermansyah dan Aaliyah. Kalau lihat di youtube, Menik masih terlihat malu malu dan nggak begitu ambisius untuk menjadi penyanyi populer apalagi ngikutin kiprah ibunya, menjadi seorang diva.

Usai Appreciate, Menik bikin lagu lagi. Judulnya I Love You 3000, pas pertama kali dengerin di hari kedua, viewersnya masih puluhan ribu. Awal denger dan baca lirinya lagu ini kedengaran lucu dan unik karena bawa bawa Iron Man.

Ya udahlah ya, waktu beranjak. Saya gak ngikutin lagi lagu I Love You 3000. Pas iseng lihat youtube dan keingat lagu Menik ini, saya buru buru buka. Dan kagetlah…. Baru seminggu lagunya udah ditonton sekitar 1,5 jutaan. Wuih…

Dari sini, saya jadi mantaulah perkembangan lagu ini (seriusan benar benar memantau πŸ˜‚πŸ˜‚), sebulan dua bulan lagu I Love You 3000 ditonton hingga puluhan juta.

Waktu bergulir. Berkat lagu I Love You 3000, Stephanie Poetri ditarik manajemen rising88 buat masuk ke manajemennya. Luar biasa lho ini… Dan lagu I Love 3000 ini kembali dirilis dengan berkolaborasi bareng Jackson Wang, salah satu anggota GOT7. Lagu ini pun trending di kanal youtube wilayah Indonesia dan jadi hits di China.

Andmesh

Andmesh

Saat perhelatan Rising Star Indonesia season kedua, saya lumayan mengikuti langkah demi langkah perjalanan para kontestan. Dibilang lumayan karena bagi saya Rising Star Indonesia Season Pertama lebih menarik dari RSI Season kedua.

Flashback di RSI season pertama, ada beberapa kontestan yang saya jagokan. Salah satunya yang saya tunggu tunggu kehadiran Indah Nevertari. Suara yang unik, penampilan yang menarik membuat saya jatuh hati pada Indah Nevertari.

Perjalanan Indah dibayang bayangi oleh Hanin Dhiya yang tidak kalah ciamik. Suara Hanin yang memiliki power dan teknik membuatnya harus puas berada di posisi kedua pada Rising Star Indonesia season pertama.

Nah, masuk ke Rising Star season kedua, awalnya saya antusias namun masuk ke 12 besar kontestan, antusias saya berkurang. Banyak kontestan yang bukan favorit saya. Tapi karena penasaran, saya terus mengikuti Rising Star Season kedua ini.

Andmesh

Nama kontestan ini sejak awal nggak terlalu dijagokan di awal awal perhelatan. Setidaknya saya tidak menjagokannya. Saya lebih memilih Trio Wijaya yang saat audisi mencuri perhatian dengan skors tertinggi.

Namun Andmesh terus melaju. Masuk sepuluh besar, Andmesh mulai diperhitungkan. Suara khas yang mengingatkan pada Mike Mohede membuat Andmesh mulai mencuri perhatian.

Saat Grand Final, Andmesh akhirnya berhasil memenangkan kompetisi ini. Saya yang tidak menjagokan Andmesh merasa bahwa Andmesh tidak akan bertahan lama di industri musik Indonesia.

Banyak hal yang menguatkan prediksi saya. Pertama dari segi tampang, Andmesh bukanlah sosok cowok dengan wajah yang rupawan. Kedua, suara tipikal Andmesh (suara dari timur) banyak juga ditemukan di ajang ajang kompetisi. Ketiga, biasanya suara bagus kurang diapresiasi di Indonesia. Bagi warga +62, suara standar asal wajah rupawan menjadi modal utama.

Berbulan bulan prediksi sotoy saya agak teramini. Andmesh menang di ajang Rising Star Indonesia di awal tahun 2017 dan kurang begitu terdengar kiprahnya. Andmesh sempat mengeluarkan single Jangan Rubah Takdirku, lumayan sih viewers penontonnya.

Namun prediksi sotoy saya akhirnya terbantahkan kali ini Tahun 2018, Andmesh hadir dengan mengeluarkan single Cinta Luar Biasa. Dan ambyaaaar….. Lagunya ngehits, viewers di youtube meraup hingga di atas 100 juta. Luar biasa…. Hingga kini sudah tembus hingga 180 juta. Lagu lagu berikutnya juga meraup penonton hingga puluhan juta. Luar biasa….

Yang jadi pertanyaan berikutnya, “Kenapa ramuan ala +62 tentang suksesnya seorang penyanyi mampu dibantah oleh Andmesh?”

Ada beberapa alasan yang saya simpulkan (lagi berdasar kesotoyan saya yang hakiki wkwkwk).

Pertama. Andmesh mendapat materi lagu yang easy listening dengan lirik yang gampang dicerna.

Kedua. Suara Andmesh yang terbilang bagus dan berkarakter membuat lagu lagu yang dinyanyikannya jadi terdengar asik di telinga.

Ketiga. Promo yang cukup gencar dari label yang menaungi Andmesh membuatnya menjadi salah satu penyanyi pria yang diperhitungkan di Indonesia.

Keempat. Faktor keberuntungan, banyak tiga faktor sebelumnya yang muncul pada seorang penyanyi namun kurang dapat perhatian sehingga terkesan lewat begitu saja. Nah, faktor keberuntungan inilah yang akhirnya berperan. Percaya nggak percaya sih. Tapi banyak juga kejadian penyanyi yang berusaha membuat materi lagu dan gencar promo gagal juga. Namun satu waktu sang penyanyi terkesan iseng buat lagu dan merilisnya. Eh, malah ambyaaar….

Akhir kata, kadang apa yang dipikirkan berdasarkan data dan standar sebelumnya tentang suksesnya sosok penyanyi dalam berkiprah di industri musik Indonesia belum tentu sesuai. Banyak faktor yang jadi penentunya. Andmesh salah satunya. Terus berkiprah di industri musik di Indonesia ya, Andmesh….

Film Parasite dan Kerennya Drama Korea

Tahun 2019, saat blogwalking, saya sempat baca salah satu review tulisan tentang sebuah film dari Korea Selatan. Namun sebelum saya bahas film apakah itu (tapi udah ketebak sih dari judulnya wkwkwk), saya mau bahas sedikit tentang industri film dan drama Korea. Karena saya bukan expert jadi saya bahas kulitnya aja ya.

Nah, ngomongin film atau drama yang dibesut filmmaker asal Korea Selatan. Saya rasa jaminan kualitasnya selalu jadi fokus utama. Kualitas di sini menyangkut konten cerita, alurnya, akting para pemain, penyutradaraan. Semua itu diperhatikan.

Lihat saja bagaimana filmmaker Korea Selatan dalam membuat drama Korea. Jalan cerita jelas, akting pemain mumpuni dan tidak lantas dibuat berlarut larut dalam episode yang berkepanjangan. Mme… Seperti sinetron Indonesia misalnya. πŸ˜‚

Namun, jujur. Saya kurang tertarik dalam menonton drama Korea (drakor). Banyak hal yang menjadi pertimbangan untuk menonton drama drama asal Korea. Salah satu pertimbangan kuat bagi saya adalah drakor identik dengan tontonan kaum hawa. 😁😁

Meskipun demikian dari ribuan drama yang sudah beredar, ada dua drama yang saya tonton sampai habis. Itu juga karena tidak sengaja….

Drama pertama adalah Endless Love, kalau menyebutkan judul drakor yang satu ini sepertinya banyak yang tahu. Saya menonton drama ini sekitar tahun 2012. Bayangkan 12 tahun setelah drama ini dirilis. Ha..ha..ha…πŸ˜‚πŸ˜‚

Ketidaksengajaan itu bermula saat setiap sore, sebuah stasiun swasta memutar drama Endless Love. Saya ikuti episode awal, kok yah bagus. Diikuti di episode berikutnya ya kok bikin tambah penasaran. Karena tidak tahan menunggu hari demi hari, saya memutuskan mencari DVD drama Endless Love. Selesai dan saya baper wkwkwk. Bapernya lebih tidak terima ke ending drama yang enggak happy ending. πŸ˜‰

Bertahun-tahun, saya coba menonton drama Korea lainnya. Tapi seru dan menariknya drama Endless Love masih terngiang. Tak satu pun drama Korea berikutnya saya selesaikan. Hingga akhirnya….

Ketidaksengajaan berikutnya ada di tahun 2019, iseng lihat video yang berseliweran di facebook. Mata saya bergeming melihat satu adegan seorang putri duyung yang menjelma menjadi manusia dan mencari sosok yang ia cintai. Ya… Legend of Blue Sea yang dibintangi Lee Min Ho (itu doang yang saya ingat ha… ha…) ya akhirnya saya tonton.

Tapi kali ini saya tidak perlu cari DVD, cukup lihat semua episode di kanal youtube. Cukup 3 hari saya akhirnya menyelesaikan drama itu. Yippy!! πŸ€—πŸ€—

Ending cerita yang happy ending membuat kebaperan saya akan cerita tidak sampai berlarut larut seperti saat selesai nonton Endless Love. Ha… ha… ha….

Bicara soal film Korea, hanya beberapa juga yang saya tonton. Itu juga saya lupa judul dan jalan ceritanya. Kebanyakan saya tonton di televisi atau film yang tersedia di pesawat. Jadi enggak sengaja juga nontonnya….

Dan… Saat saya blogwalking. Film besutan sutradara Bong Joon Ho yang bertajuk Parasite mulai membuat saya penasaran. Baca cerita dan alurnya, membuat saya ibgin menontonnya. Cuma karena bergulirnya waktu, keinginan tersebut mulai lebur dengan seiringnya banyaknya kegiatan kegiatan harian.

Dan… Keinginan untuk menonton Film Parasite kembali mencuat saat pengumuman Oscar 2020 diumumkan. Film Parasite masuk dalam 6 nominasi. Luar biasa…

Saya sih sudah tahu sekilas jalan ceritanya. Cuma saya berusaha buat lupain dulu ha…ha… Saya juga sudah dapat file film ini dan malam ini (kalau ada waktu) saya siap untuk menonton film Parasite ini. Setelah itu baru deh direview. Yuhuuu…. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Ratusan Talenta Muda Digital Lulus dari Apple Developer Academy di BSD City

Keterangan Foto : kiri – kanan
Dhony Rahajoe (Managing Director President Office Sinar Mas Land) bersama Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D. (Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi RI) sedang meninjau Apple Developer Academy di BSD City. BSD City saat ini menjadi pusat IT yang berfokus pada pengembangan talenta pemuda Indonesia di bidang teknologi digital dengan terus membangun ekosistem Digital Hub. BSD City, 14/01/20

BSD City, 14 Januari 2020 – Era digital yang serba mudah dan cepat ini membutuhkan sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas. Hal ini digerakan oleh para anak muda Indonesia khususnya dalam pengembangan potensi bisnis dan kemajuan teknologi.Sinar Mas Land melalui BSD City memfasilitasi berbagai pengembangan potensi tersebut, khsusunya di Apple Developer Academy yang hari ini menggelar Apple Graduation yang kedua kalinya. Tahun ini, Apple Developer Academy melahirkan 194 wisudawan yang telah mengikuti program beasiswa selama sepuluh bulan dari April 2019 hingga Januari 2020.

Melalui program beasiswa ini, Apple Developer Academy berupaya mencetak lebih banyak sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kompetensi pengembangan aplikasikelas dunia sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi digital nasional. Acara Apple Graduation tersebut turut dihadiri oleh Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro – Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional.

Apple Developer Academy merupakan wadah pengembangan talenta digital yang dibangun oleh Apple Inc. dan didukung oleh Sinar Mas Land. Sekolah coding ini membekali para siswanya dengan tiga kemampuan utama yakni teknikal, bisnis dan desain. Apple Developer Academy memiliki visi untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang mampu mengembangkan aplikasi dan teknologi dalam memecahkan permasalahan sosial dengan basis operating system dari Apple. Program beasiswa penuh dari Apple Developer Academy diterima setiap tahun oleh ratusan siswa terpilih.

Irawan Harahap – Project  Leader Digital Hub Sinar Mas Land mengatakan, β€œLulusan Apple Academy batch kedua ini diharapkan akan memperkaya Digital Hub yang sedang membangun ekosistem tech and digital. Talenta-talenta berkelas dunia inilah yang akan menjawab kebutuhan para pelaku industri digital ke depannya.”

Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital dan teknologi. Pertumbuhan industri ini didominasi oleh para anak muda, salah satunya melalui sekolah informal Apple Developer Academy BSD City.  Mereka menghadirkan beragam inovasi yang sangat kreatif sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Para wisudawan Apple Developer Academy angkatan kedua ini diharapkan dapat menjadi pengembang aplikasi asal Indonesia yang memiliki standard global.

Selama 10 bulan, Apple Developer Academy telah melakukan inkubasi atau pendalaman teknologi di BSD City. Tahap inkubasi ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi para wisudawan sehingga ilmunya bisa diaplikasikan langsung di masyarakat luas melalui teknologi.

Dalam Apple Graduation batch kedua ini, para perwakilan peserta menampilkan sejumlah aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyakat Indonesia. Aplikasi-aplikasi yang dipresentasikan di acara kelulusan Apple Developer Academy di batch kedua ini di antaranya adalah Qiroah, Teman Netra, Leastric, Hearo dan Canting.

Qiroah yang dipresentasikan oleh Khoirunnisa’ Rizki Noor Fatimah dan Ramadhani Dian Pratwi diciptakan untuk mendukung metode belajar membaca Al-Quran secara tatap muka (talaqqi), mendengarkan frasa dan melatih pengucapan ayat-ayat Al-Quran. Aplikasi ini akan memberi tanggapan dengan menggunakan teknologi Machine Learning. Aplikasi kedua adalah Teman Netra yang dipresentasikan oleh Savitri Nurhayati dan P. J. Bumi Gilang Sinawang. Aplikasi ini diciptakan untuk membantu warga Indonesia yang memiliki kesulitan penglihatan dengan memberikan bantuan untuk membaca teks pada surat, buku, brosur, label makanan, menu restoran hingga pembacaan nominal uang. Leastric dipresentasikan oleh Marilyn M. Y. D. Parhusip dan diciptakan untuk mengawasi penggunaan listrik yang kita pakai kapan saja dan di mana saja. Alat yang tersambung dengan aplikasi ini akan membantu kita dalam menghemat dan membantu lingkungan.

Aplikasi yang tidak kalah menarik adalah Hearo, yang dipresentasikan oleh Kamilia Latifah dan Aisyah Nur Shadrina dan diciptakan untuk membantu komunitas yang memiliki kesulitan pendengaran agar dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan mengubahnya menjadi sebuah teks. Aplikasi ini juga dapat menerjemahkan tawa dan juga tepuk tangan. Dimitrij Tijawi dan Indra Sumakarya mempresentasikan aplikasi bernama Canting yang diciptakan untuk memberikan pengalaman imersif dan nyata untuk menciptakan karya seni Batik. Pembuatan karya seni batik ini dilakukan dengan aplikasi Cantingmenggunakan Apple Pencil sebagai alatnya. Kemudahan yang dihadirkan aplikasi Canting sendiri membuatnya dapat digunakan oleh komunitas batik.

Melanjutkan kesuksesan Angkatan sebelumnya, Apple Developer Academy juga telah membuka pendaftaran dan melakukan seleksi (recruitment) terhadap lebih dari 2,000 pelamar dari berbagai provinsi di Indonesia. Seleksi ini berhasil menyaring 200 calon mahasiswa yang akan menerima beasiswa di batch ketiga yang akan dimulai pada Februari hingga Desember 2020.

Apple Developer Academy memperkaya ekosistem digital di BSD City

Apple Developer Academy di BSD City merupakan hasil dari kolaborasi lintas sektor antara Apple Inc. dengan Sinar Mas Land, dari sektor pengembang dan Binus University, dari sektor akademis. Akademi Apple ini merupakan yang ketiga di seluruh dunia, setelah Brazil dan Italia. Akademi ini bertujuan untuk menghasilkan world-class developers dari Indonesia yang mampu mengembangkan aplikasi berskala internasional serta berkontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia. Akademi milik Apple pertama di benua Asia ini akan menampung ratusan pengembang aplikasi setiap tahunnya. Apple memilih Indonesia sebagai lokasi ketiga di dunia karena melihat potensi sumber daya manusia Indonesia yang sangat menjanjikan sebagai tech-entrepreneur, software engineer dan inovator digital.

Kehadiran Apple Developer Academy memperkaya ekosistem digital yang tengah dibangun oleh Sinar Mas Land di BSD City. Akademi ini berperan sebagai talent development untuk mencetak pengembang-pengembang aplikasi kelas dunia yang mengerti model bisnis digital serta memiliki jiwa entrepreneurship. Pesatnya pergerakan perusahaan IT dan Teknologi yang berpindah kantor ke BSD City, memunculkan kebutuhan akan talenta digital yang semakin tinggi. Oleh karena itu, keberadaan sarana edukasi digital seperti Apple Developer Academy akan menyokong kebutuhan talenta digital perusahaan-perusahaan teknologi dan IT yang berkantor di BSD City.Akademi ini menempati area seluas 1,562 meter persegi di kawasan BSD Green Office Park, tepatnya di gedung Green Office Park 9.

Sinar Mas Land saat ini tengah menggarap β€œDigital Hub” sebuah area yang ditujukan untuk Komunitas Digital mulai dari startup company, institusi pendidikan yang bergerak di bidang IT hingga perusahaan multinasional berbasis teknologi. Digital Hub memiliki area seluas 25,86 Ha dan terletak di bagian selatan Green Office Park, BSD City.  Saat ini sejumlah perusaahan yang bergerak di bidang IT telah berkantor di kawasan Green Office Park seperti Grab Indonesia, BSD Innovation Lab, Huawei, Sales Stok, Ev Hive, Orami dan akan direlokasi ke kawasan Digital Hub ketika proyek tersebut telah selesai pembangunan. Sejumlah institusi pendidikan di bidang coding juga telah hadir di BSD City seperti Apple Developer Academy, Binar Academy, Techpolitan, dan Purwadhika. Keberadaan institusi tersebut berguna untuk men-supply para tenaga developers ke sejumlah perusahaan mulai dari skala multinational seperti Unilever hinggake skala startup dan beragam tech company di kawasan ini.

Daftar Nominasi Piala Oscar 2020: Parasite Berhasil Masuk 6 Nominasi.

Perhelatan Oscar akan segera dilaksanakan Februari mendatang. Pekan ini, daftar nominasi telah diumumkan. Beberapa film seperti Joker dan Once Upon A Time in Hloywood mengumpulkan banyak nominasi. Namun yang mengagumkan, film yang berasal dari Korea Selatan, Parasite berhasil masuk di beberapa nominasi. Tidak hanya kategori Best International Feature Film juga masuk nominasi Best Picture dan Best Director untuk Bong Joon Ho. Salut!

Best Picture:
Ford v Ferrari (20th Century Fox)
The Irishman (Netflix)
Jojo Rabbit (Fox Searchlight)
Joker (Warner Bros)
Little Women (Sony/Columbia)
Marriage Story (Netflix)
1917 (Universal)
Once Upon a Time in Hollywood
(Sony/Columbia)
Parasite (CJ Entertainment)

Best Actor:
Antonio Banderas – Pain and Glory
Leonardo DiCaprio – Once Upon a Time in Hollywood
Adam Driver – Marriage Story
Joaquin Phoenix – Joker
Jonathan Pryce – The Two Popes


Best Actress:
Cynthia Erivo – Harriet
Scarlett Johansson – Marriage Story
Saoirse Ronan – Little Women
Charlize Theron – Bombshell
RenΓ©e Zellweger – Judy

Best Supporting Actor:
Tom Hanks – A Beautiful Day in the Neighborhood
Anthony Hopkins – The Two Popes
Al Pacino – The Irishman
Joe Pesci – The Irishman
Brad Pitt – Once Upon a Time in Hollywood

Best Supporting Actress:
Kathy Bates – Richard Jewell
Laura Dern – Marriage Story
Scarlett Johansson – Jojo Rabbit
Margot Robbie – Bombshell
Florence Pugh – Little Women

Best Director:
Martin Scorsese – The Irishman
Todd Phillips – Joker
Sam Mendes – 1917
Quentin Tarantino – Once Upon a Time in Hollywood
Bong Joon Ho – Parasite

Best International Feature Film:
Corpus Christi (Film Movement) – Polandia
Honeyland – Macedonia Utara
Les MisΓ©rables (Amazon) – Prancis
Pain and Glory (Sony Classics) – Spanyol
Parasite
(CJ Entertainment) – Korea Selatan



Best Animated Feature:

How to Train Your Dragon: The Hidden World (Dreamworks)
I Lost My Body
(Netflix)
Klaus (Netflix)
Missing Link (LAIKA/Annapurna/UAR)
Toy Story 4 (Disney/Pixar)

Best Animated Short:
Dcera (Daughter)
Hair Love
Kitbull
Memorable
Sister

Best Adapted Screenplay:
The Irishman (Netflix)
Jojo Rabbit
(Fox Searchlight)
Joker (Warner Bros) 
Little Women (Sony/Columbia)
The Two Popes (Netflix)

Best Original Screenplay:
Knives Out (Lionsgate)
Marriage Story
(Netflix)
1917
(Universal)
Once Upon a Time in Hollywood
(Sony/Columbia)
Parasite (CJ Entertainment)

Best Cinematography:
The Irishman (Netflix)
Joker (Warner Bros)
The Lighthouse (A24) 
1917
(Universal)
Once Upon a Time in Hollywood (Sony/Columbia)


Best Documentary Feature:
American Factory (Netflix)
The Cave
(Danish Documentary Production)
The Edge of Democracy (Netflix)
For Sama
(PBS)
Honeyland (Neon)

Best Documentary Short Subject:
In the Absence
Learning to Skateboard in a Warzone (If You’re a Girl)
Life Overtakes Me
St. Louis Superman
Walk Run Cha-Cha

Best Live Action Short Film:
Brotherhood
Nefta Football Club
The Neighbors’ Window
Saria

A Sister

Best Film Editing:
Ford v. Ferrari (20th Century Fox)
The Irishman (Netflix)
Jojo Rabbit (Fox Searchlight)
Joker (Warner Bros)
Parasite (CJ Entertainment)

Best Sound Editing:
Ford v Ferrari (20th Century Fox)
Joker (Warner Bros)
1917
(Universal)
Once Upon a Time in Hollywood (Sony/Columbia)
Star Wars: The Rise of Skywalker (Disney)


Best Sound Mixing:

Ad Astra (20th Century Fox)
Ford v Ferrari 
(20th Century Fox)
Joker (Warner Bros) 
1917
(Universal))
Once Upon a Time in Hollywood (Sony/Columbia)

Best Production Design:
The Irishman (Netflix)
Jojo Rabbit
(Fox Searchlight) 
1917 (Universal)
Once Upon a Time in Hollywood
(Sony/Columbia)
Parasite (CJ Entertainment)

Best Original Score:
Joker (Warner Bros)
Little Women (Sony/Columbia) 
Marriage Story (Netflix)
1917
(Universal)
Star Wars: The Rise of Skywalker (Disney)

Best Original Song:
“I Can’t Let You Throw Yourself Away” – Toy Story 4
“(I’m Gonna) Love Me Again,” – Rocketman
“I’m Standing with You,” – Breakthrough
“Into the Unknown,” – Frozen II
“Stand Up,” – Harriet


Best Makeup and Hair:
Bombshell (Lionsgate)
Joker (Warner Bros)
Judy (Roadside Attractions)
Maleficent: Mistress of Evil (Disney)
1917 (Universal)

Best Costume Design:
The Irishman (Netflix)
Jojo Rabbit (Fox Searchlight) 
Joker (Warner Bros)
Little Women (Sony/Columbia)
Once Upon a Time in Hollywood
(Sony/Columbia)

Best Visual Effects:
Avengers: Endgame (Disney)
The Irishman
(Netflix)
The Lion King
(Disney)
1917 (Universal)
Star Wars: The Rise of Skywalker (Disney)


Kita lihat saja kejutan dari Oscar 2020 yang akan dihelat 9 Februari mendatang. Kalau prekdisiku Parasite sudah mengantongi piala Best International Feature Film. Tapi kita lihat saja ya Februari ini.